Operational Risk Management System

Apakah Perusahaan Memang Membutuhkan Operational Risk Management System?

Dalam dunia bisnis yang cepat berubah dan penuh ketidakpastian, risiko operasional selalu hadir. Baik itu perusahaan besar maupun usaha kecil, manajemen risiko operasional sangat penting untuk menjaga keberlanjutan dan menghindari gangguan operasional. Risiko seperti kegagalan sistem, penipuan, ketidakpatuhan terhadap peraturan, dan tantangan operasional lainnya dapat secara signifikan mempengaruhi kinerja perusahaan.

Lalu, apakah perusahaan benar-benar membutuhkan Operational Risk Management System (OpRisk System)? Jawabannya jelas: Ya. Sebuah OpRisk System yang dirancang dengan baik memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi, memantau, menilai, dan mengurangi risiko secara efektif sebelum masalah tersebut berkembang lebih besar. Tanpa sistem ini, organisasi rentan terhadap berbagai ancaman yang dapat menyebabkan kerugian finansial, tanggung jawab hukum, kerusakan reputasi, dan gangguan operasional.

Sebuah studi yang diterbitkan oleh Deloitte menunjukkan bahwa perusahaan dengan kerangka kerja manajemen risiko yang terstruktur mengalami penurunan kerugian terkait risiko operasional hingga 35%【source】. Laporan lain dari McKinsey mengungkapkan bahwa bisnis dengan sistem manajemen risiko yang matang lebih tangguh hingga 25%selama masa krisis ekonomi【source】. Data ini menunjukkan betapa pentingnya memiliki kerangka manajemen risiko operasional yang kuat untuk melindungi perusahaan dari kejadian tak terduga.


Risiko Jika Tidak Mengimplementasikan Operational Risk Management System

Tidak mengimplementasikan Operational Risk Management System dapat mengakibatkan dampak buruk bagi perusahaan, antara lain:

  1. Kerugian Finansial: Perusahaan yang tidak mengelola risiko operasional dengan baik dapat mengalami kerugian finansial yang tidak terduga akibat penipuan, kegagalan sistem, atau kontrol proses yang buruk. Menurut laporan McKinsey, manajemen risiko yang buruk sering kali menyebabkan kerugian tersembunyi yang baru terdeteksi saat sudah terlambat【source】.
  2. Kerusakan Reputasi: Satu kesalahan operasional dapat menyebabkan kerusakan reputasi yang sangat parah. Contoh nyatanya adalah skandal Cambridge Analytica, di mana pengelolaan data yang buruk oleh Facebook menyebabkan hilangnya kepercayaan publik. Hal ini sebenarnya bisa dicegah dengan pengawasan risiko yang lebih baik【source】.
  3. Ketidakpatuhan terhadap Regulasi: Dengan semakin ketatnya pengawasan regulasi, perusahaan yang gagal mematuhi aturan berisiko terkena sanksi, denda, dan tantangan hukum. Sistem manajemen risiko operasional membantu memastikan bahwa bisnis tetap mematuhi semua peraturan yang berlaku, menghindari denda mahal dan kerugian reputasi.
  4. Inefisiensi Operasional: Tanpa sistem manajemen risiko, perusahaan sering kali terjebak dengan pelaporan manual yang memakan waktu, penuh kesalahan manusia, dan lambat. Ketidakmampuan untuk merespons gangguan operasional dengan cepat dapat membuat perusahaan menjadi rentan terhadap masalah yang lebih besar.
  5. Ancaman Keamanan Siber: Seiring dengan percepatan transformasi digital, perusahaan yang tidak memiliki kerangka kerja manajemen risiko operasional yang memadai lebih rentan terhadap serangan siber dan kebocoran data. Hal ini dapat melumpuhkan operasional dan mengikis kepercayaan pelanggan.

Mengapa OpRisk System Tidak Hanya untuk Bank: Aplikasi yang Lebih Luas untuk Perusahaan

Meskipun Operational Risk Management System secara tradisional banyak diimplementasikan di sektor perbankan karena persyaratan regulasi yang ketat, sistem ini juga sangat bermanfaat bagi perusahaan besar di berbagai industri lain. Perusahaan di sektor manufakturkesehatanritel, dan teknologi juga menghadapi risiko operasional yang unik dan memerlukan manajemen yang efektif.

Sebagai contoh, di industri manufaktur, ada risiko terkait kerusakan mesin, kecelakaan kerja, dan gangguan rantai pasokan. Tanpa sistem yang memadai untuk memantau dan mengelola risiko ini, perusahaan dapat menghadapi keterlambatan, biaya tambahan, dan penurunan produksi. Di sisi lain, perusahaan teknologi sering kali menghadapi risiko terkait keamanan data, kegagalan infrastruktur IT, dan kepatuhan terhadap peraturan yang terus berkembang. Implementasi OpRisk System membantu perusahaan-perusahaan ini menghindari gangguan besar sambil memastikan kepatuhan terhadap regulasi.


Keunggulan Utama Operational Risk Management System

Operational Risk Management System dari NawaData menawarkan sejumlah keunggulan penting yang disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan:

  1. Build on GRC Foundation: Sistem ini dibangun di atas fondasi Governance, Risk, and Compliance (GRC), yang menyelaraskan pendekatan perusahaan terhadap manajemen risiko dan kepatuhan terhadap regulasi. Ini juga mengintegrasikan model Three Lines of Defense (3LOD):
    • 1st Line of Defense: Risk-Taking Unit, First Line Operational Risk, dan Quality Assurance.
    • 2nd Line of Defense: Manajemen Risiko Operasional dan Kepatuhan Regulasi.
    • 3rd Line of Defense: Pengawasan Internal (SKAI).
  2. Pemantauan Risiko Berkelanjutan: Sistem ini memfasilitasi pemantauan risiko secara berkelanjutan mulai dari identifikasi, penilaian, hingga mitigasi risiko, memastikan tidak ada risiko yang terlewatkan dalam siklus operasional.
  3. Peningkatan Waktu Pelaporan: Pelaporan manual sering kali memakan waktu dan rentan terhadap kesalahan manusia. Sistem ini mengotomatisasi pelaporan, memungkinkan perusahaan menghasilkan laporan lebih cepat dan lebih akurat.
  4. Visualisasi Data dan Pelaporan yang Fleksibel: Sistem ini menawarkan opsi dashboard dan template pelaporan yang dapat disesuaikan, memungkinkan analisis data yang lebih baik dan pengambilan keputusan yang lebih cepat.

Fitur Lengkap Operational Risk Management System

Sistem ini mencakup fitur-fitur komprehensif yang dirancang untuk mengelola risiko operasional dengan efektif:

  1. Three Lines of Defense (3LOD): Sistem ini mengintegrasikan model Three Lines of Defense untuk mendistribusikan tanggung jawab di antara Risk-Taking UnitManajemen Risiko Operasional, dan Pengawasan Internal (SKAI).
  2. Integrated Risk Modules: Semua modul risiko terintegrasi penuh, termasuk:
    • Process Risk and Control (PRC)
    • Control Testing (Effectiveness)
    • Pencatatan Issue dan Insiden (Risk Events)
  3. Dynamic Reporting: Sistem ini mendukung kueri pelaporan yang dinamis, memungkinkan perusahaan menghasilkan laporan yang mencerminkan dampak dan probabilitas risiko secara real-time.
  4. Action Plan Monitoring: Sistem ini memungkinkan perusahaan untuk memantau rencana tindak lanjut di berbagai modul risiko, memastikan bahwa strategi mitigasi risiko berjalan sesuai rencana.
  5. Integrasi dengan Alat Analisis: Sistem ini mendukung integrasi dengan berbagai platform analisis data populer seperti SSRSTableauDevExpress, dan Power BI, memungkinkan analisis risiko yang lebih mendalam dan pelaporan yang lebih akurat.
  6. Email Notifications dan SLA Monitoring: Sistem ini juga dilengkapi dengan notification matrix dan SLA Monitoring, memastikan bahwa pemangku kepentingan mendapat pemberitahuan penting terkait risiko dan tindakan yang perlu diambil.

Proposisi Nilai Produk: Menjawab Pain Points Customer

Operational Risk Management System dari NawaData dirancang untuk mengatasi tantangan utama yang sering dihadapi perusahaan:

  1. Desain Alur Kerja Kolaboratif: Tim NawaData bekerja sama dengan klien untuk merancang alur kerja secara detail dan mengantisipasi kemungkinan perubahan dalam 2 hingga 3 tahun ke depan.
  2. Predefined Fields yang Fleksibel: Sistem ini mencakup field yang sudah didefinisikan sebelumnya yang dapat diaktifkan atau disesuaikan sesuai kebutuhan di masa depan, memastikan fleksibilitas jangka panjang.
  3. Keahlian Subjek yang Mendalam: NawaData berkolaborasi dengan klien untuk memastikan bahwa sistem selaras dengan toleransi risiko (Risk Appetite) dan proses operasional mereka, serta memberikan dukungan berkelanjutan.

Kesimpulan: Pentingnya Operational Risk Management System

Di era bisnis yang penuh tantangan dan perubahan cepat ini, memiliki Operational Risk Management System bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan. Perusahaan yang tidak mengimplementasikan sistem manajemen risiko yang kuat berisiko menghadapi kerugian finansial, kerusakan reputasi, dan inefisiensi operasional yang dapat menghambat pertumbuhan dan stabilitas mereka.

Dengan menerapkan OpRisk System, perusahaan dapat lebih baik mengelola kepatuhan, mengurangi gangguan operasional, dan meningkatkan pengambilan keputusan. Sistem dari NawaData, dengan fondasi GRC yang kuat dan keahlian industri yang mendalam, adalah solusi ideal untuk perusahaan yang ingin melindungi masa depan mereka.

Hubungi NawaData sekarang untuk mengetahui bagaimana sistem kami dapat membantu bisnis Anda mengelola risiko dan memastikan kepatuhan secara lebih efektif.


Sumber:

  1. Deloitte: “Enterprise Risk Management: Helping Companies Succeed”【source】
  2. McKinsey & Company: “Managing Risk During Economic Downturns”【source】
  3. Harvard Business Review: “The Cambridge Analytica Scandal: A Case for Better Risk Management”【source】

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *